Home / Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Anti Stres di Tengah Harga Naik

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Anti Stres di Tengah Harga Naik

October 23, 2025Blog

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Anti Stres di Tengah Harga Naik

Orang bilang, nggak semuanya bisa dibeli dengan uang. Padahal kenyataannya, di zaman yang serba mahal seperti sekarang, semua hal butuh uang untuk dibeli. Kondisinya makin diperparah dengan harga kebutuhan sehari-hari yang terus meninggi, tapi pendapatan belum ada tanda-tanda ikut naik.

Situasi pahit ini terasa lebih mencekik lagi terlebih untuk yang sudah berkeluarga, karena pendapatan bukan hanya untuk memenuhi diri sendiri, tapi juga pasangan dan mungkin anak. Semisal Sobat DOKU termasuk salah satu yang sedang mengalaminya, penting buat kamu untuk mengetahui cara manajemen keuangan rumah tangga supaya gaji nggak terasa numpang lewat saja.

Dalam proses mengatur tersebut, so pasti kamu wajib berhemat dan meminimalisir pengeluaran semaksimal mungkin. Walaupun berhemat penting, jangan pula kamu kelewat pelit sampai-sampai kebutuhan pokok pun nggak terbeli. Sobat DOKU juga perlu paham bagaimana caranya agar dalam kondisi sedang mengirit sekalipun, keluarga tetap bisa hidup dengan nyaman.

Nah, di artikel ini, Sobat DOKU bisa menemukan jawaban mengenai berbagai cara dan tips mengatur keuangan rumah tangga, supaya kondisi finansial keluargamu tetap aman dan sehat tanpa perlu mengorbankan kebahagiaan-kebahagiaan kecil sehari-hari. 

Kenali Tantangan Keuangan Rumah Tangga Masa Kini

Seorang wanita memegang uang koin - DOKU.Promo

Beberapa dari Sobat DOKU mungkin terheran-heran kenapa di usiamu yang saat ini, kamu dan pasangan masih belum bisa punya rumah sendiri. Padahal, orang tuamu dulu nampaknya gampang banget beli tanah, bangun rumah, dan bahkan sudah punya mobil di awal pernikahan mereka.

Sebenarnya nggak perlu heran, karena pada kenyataannya, tantangan finansial keluarga zaman sekarang memang jauh lebih kompleks dibanding generasi-generasi sebelumnya. Pasangan muda zaman sekarang harus berkutat dengan harga barang yang serba mahal, cicilan KPR, hingga terpaksa menjadi generasi sandwich.

1. Harga Kebutuhan yang Serba Mahal

Salah satu yang paling membedakan antara kondisi ekonomi zaman sekarang dengan era-era sebelumnya adalah harga kebutuhan. Orang-orang tua zaman dulu mungkin sudah mampu memenuhi kebutuhan mingguan mereka hanya bermodalkan uang Rp100.000. Kalau sekarang? Jangankan seminggu, si duit merah bahkan bisa langsung ludes dalam sehari.

Meskipun begitu, hal ini bisa diminimalisir dengan memanfaatkan promo makanan yang ada di marketplace, media sosial, maupun di aplikasi pesan antar makanan. Asyiknya lagi, kini berbagai informasi terkait promo makanan, entertainment, liburan, fashion, games, produk kecantikan, hingga tagihan & kebutuhan rumah tangga, semuanya ada di DOKU.Promo. Dengan begitu, Sobat DOKU bisa menghemat berbagai macam pengeluaran, dan nggak bikin boncos.

2. Kebutuhan Anak yang Nggak Murah

Sobat DOKU yang sudah memiliki anak pastinya paham kalau kebutuhan si kecil sama sekali nggak murah. Itu sebabnya, perlu perencanaan yang matang sebelum memutuskan mempunyai seorang buah hati.

Di masa awal melahirkan, biasanya orang tua lebih banyak mengeluarkan biaya, mulai dari susu hingga untuk pemenuhan nutrisinya. Nggak berhenti di situ saja, orang tua pastinya perlu mempersiapkan dana untuk sekolah anak. Persoalan ini sering jadi dilema karena pendidikan yang bagus biasanya sejalan dengan biaya yang lebih tinggi.

3. Cicilan KPR

Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dicanangkan pemerintah seolah menjadi angin segar bagi sejumlah keluarga muda yang memimpikan memiliki rumah sendiri. Akan tetapi, ketika Sobat DOKU sudah commit mendaftar KPR, sudah pasti kamu harus siap untuk membayar cicilannya, yang pastinya menjadi tambahan pengeluaran baru.

4. Terpaksa Jadi Generasi Sandwich

Sebagian orang, sekalipun sudah menikah, mereka dipaksa keadaan menjadi generasi sandwich. Pendapatan yang seharusnya bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan rumah tangga, masih harus disisihkan sebagian untuk menafkahi orang tua atau membiayai uang kuliah adik.

5. Bukan Pewaris dan Hanya Punya Satu Sumber Pendapatan

Tantangan finansial lainnya adalah bahwa nggak sedikit generasi zaman sekarang yang bukan termasuk ahli waris. Orang tua tak punya warisan yang banyak untuk anak-anaknya memiliki passive income alias pendapatan pasif sehingga mereka kebanyakan hanya memiliki satu sumber pendapatan saja.

Kalaupun mau mengalokasikan pendapatan utama untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan lainnya, niatan ini terhalang oleh harga kebutuhan yang serba mahal. 

Jangankan kepikiran untuk punya passive income, berinvestasi, ataupun menabung, dana untuk memenuhi keperluan dasar dan kebutuhan sehari-hari saja bisa jadi nggak cukup.

6. Kurang Paham soal Perencanaan Keuangan

Masalah keuangan bisa saja muncul karena minimnya pemahaman tentang perencanaan keuangan. Merencanakan keuangan sesederhana kamu mencatat pengeluaran maupun pemasukan. Nah, tanpa melakukan perencanaan seperti ini, pengeluaran rumah tanggamu bisa cepat bocor.

Cara Mengelola Keuangan Rumah Tangga yang Efektif

Pasangan suami istri menatap laptop - DOKU.Promo

Manajemen keuangan rumah tangga nggak bisa hanya melibatkan satu pihak saja; perlu adanya kolaborasi dan komitmen bersama. Nah, Sobat DOKU dan pasangan bisa bersama-sama membangun strategi finansial berdasarkan cara-cara mengelola keuangan rumah tangga berikut ini.

1. Hitung Pemasukan dan Pengeluaran Keluarga dengan Rinci

Kunci pengelolaan keuangan yang efektif adalah mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara terperinci. Gaji bulanan, bonus, serta pendapatan dari passive income dan usaha sampingan wajib didata. Bahkan, pengeluaran seremeh membayar uang parkir ataupun jajan di minimarket tetap perlu Sobat catat.

Supaya mampu membuat pencatatan yang rinci, kamu perlu membangun transparansi dengan pasangan. Komunikasikan setiap transaksi yang Sobat lakukan supaya tak ada pengeluaran maupun pemasukan tersembunyi.

Nah, ketika Sobat DOKU berhasil mencatat setiap rincian pemasukan dan pengeluaran rumah tanggamu, kamu jadi mampu mengukur kesehatan finansial dan mengontrol finansial keluarga.

2. Tentukan Prioritas Keuangan Keluarga

Selanjutnya adalah menetapkan skala prioritas yang merupakan salah satu cara jitu untuk mengatur keuangan rumah tangga. Pahami mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari rumah tanggamu supaya kamu nggak salah dalam menghabiskan uang.

Untuk melakukannya, Sobat DOKU perlu kembali berdiskusi dengan pasangan untuk menyepakati bersama tentang hal apa saja yang menjadi kebutuhan pokok rumah tanggamu, baik itu cicilan rumah, biaya makan, ataupun pendidikan anak. Mengkomunikasikan hal ini juga berfungsi untuk mencegah terjadinya konflik.

Barulah setelah kebutuhan utama ditetapkan, Sobat sudah bisa mulai mempertimbangkan berbagai kebutuhan sekunder, seperti liburan atau hiburan lainnya. Namun ingat, pastikan porsinya disesuaikan dengan kondisi dompetmu.

3. Buat Anggaran Pengeluaran secara Detail

Untuk mencegah pendapatan yang cepat bocor, Sobat DOKU bisa juga membagi-bagi pengeluaran menjadi pos-pos tertentu. Metode ini dipopulerkan oleh Elizabeth Warren, pakar keuangan asal Negeri Paman Sam sekaligus penulis buku All Your Worth.

Gimana caranya? Misalnya, anggaran rumah tangga kamu bagi menjadi 50% untuk membiayai kebutuhan pokok, 30% untuk hiburan dan gaya hidup, dan 20%-nya lagi untuk tabungan atau investasi.

Alternatif lainnya, Sobat juga boleh mengatur pembagian anggaran pengeluaranmu menjadi seperti berikut:

  • 40% untuk kebutuhan sehari-hari
  • 30% untuk membayar cicilan utang
  • 20% untuk investasi
  • 10% untuk dana sosial

Nah, supaya pengelolaan finansial rumah tanggamu berjalan efektif, kamu dan pasangan harus berkomitmen penuh dalam pembagian anggaran yang sudah dibuat. Kalau masih kurang disiplin, rencana anggaran yang sudah kamu buat dengan susah payah itu cuma akan berakhir jadi rencana di atas kertas saja. Ingat, disiplin bersama adalah langkah terbesar untuk mencapai kebebasan finansial di rumah tangga.

Maka dari itu, Sobat DOKU bisa menggunakan aplikasi keuangan yang ada di Playstore ataupun Appstore untuk memudahkan pencatatan harian.

4. Kurangi Penggunaan Kartu Kredit

Sebagian orang ada yang memutuskan memiliki kartu kredit karena kemudahan transaksinya, ada pula yang mengincar promo atau benefit yang ditawarkannya. Namun, jika kamu punya rencana untuk membuatnya, ada beberapa risiko yang wajib Sobat DOKU ketahui.

Dilansir laman Nerd Wallet, sejumlah penelitian menunjukkan kalau pemegang kartu kredit cenderung menghabiskan uang lebih banyak. Untuk orang yang suka menunggak pembayaran, kondisi ini bisa memicu penumpukan utang. Bukan cuma itu, apabila kamu telat membayar tagihan, biasanya ada denda dan bunga dalam jumlah tertentu.

Untuk itu, Sobat DOKU sebaiknya menjadikan kartu kredit sebagai opsi terakhir dalam bertransaksi. Gunakan hanya untuk kebutuhan darurat atau langsung lunasi tagihan sebelum jatuh tempo. Kamu juga bisa beralih ke metode pembayaran yang lebih aman dan sesuai budget.

5. Selalu Siap Sediakan Dana Darurat

Cara terakhir yang nggak kalah penting adalah dengan mempersiapkan dana darurat. Berkeluarga atau menjalani kehidupan sehari-hari, hampir selalu dihadapkan dengan situasi yang tak terduga. Nggak jarang, kondisi-kondisi seperti ini menuntut adanya biaya yang keluar.

Namun tenang, kamu bisa mengatasinya dengan menyisihkan sedikit pendapatanmu untuk dana darurat. Jika ada hal tak terduga datang, seperti jatuh sakit, kecelakaan, atau terkena PHK, kamu sudah punya pegangan untuk bertahan hidup.

Besaran dana darurat sendiri tergantung masing-masing orang. Akan tetapi, Sobat DOKU bisa rutin menyisihkan 10%–30% dari pendapatan sedikit demi sedikit setiap bulannya supaya tidak terlalu berat dalam membangun dana darurat. 

Manfaat Mengelola Keuangan Rumah Tangga dengan Baik

Ada beberapa manfaat yang bisa Sobat DOKU rasakan dari manajemen keuangan rumah tangga yang baik. Seperti dilansir dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, berikut di antaranya:

  • Merekam setiap pemasukan dan pengeluaran secara detail dapat membantu menjaga kestabilan finansial rumah tangga.
  • Disiplin mengikuti rincian pembagian anggaran pengeluaran menuntut Sobat untuk lebih berhemat sehingga dapat menghindari pemborosan.
  • Menetapkan skala prioritas membantu memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok dan menjamin pengeluaran biaya pada tempatnya.
  • Pengelolaan keuangan yang baik menciptakan keputusan rumah tangga yang lebih baik.
  • Manajemen keuangan yang baik menjamin terpenuhinya anggaran untuk asuransi dan dana darurat sehingga membuat keluarga merasa lebih aman.
  • Catatan tentang keuangan keluarga yang surplus ataupun defisit bisa memotivasi untuk meningkatkan cash flow, misalnya dengan mencari sumber pendapatan tambahan.

Di samping itu, ketika perencanaan keuanganmu berjalan efektif dan teratur, konflik rumah tangga tentang ekonomi dan keuangan antara kamu dan pasangan bisa otomatis tereliminasi.

Nah, itulah tadi sederet cara mengatur keuangan rumah tangga beserta beragam manfaat yang bisa Sobat DOKU dapatkan. Nggak perlu tunggu nanti-nanti, yuk, segera praktikkan tips di atas supaya keuangan rumah tanggamu tetap stabil sekalipun digempur ekonomi yang naik-turun.

Agar Sobat DOKU bisa belanja happy tanpa bikin dompet empty, yuk, pelajari tips belanja bulanan super hemat ala Ibu pintar di sini: Belanja Bulanan Super Hemat ala Ibu Pintar.

Share Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Anti Stres di Tengah Harga Naik

Artikel Terkait

#PastiAdaGebrakan

...
DOKU - PT Nusa Satu Inti Artha
Artha Graha Building 11th Floor Sudirman Central Business District Jl Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia
DOKUPROMO
Tempatnya DOKU Kasih Promo, Giveaway, Webinar